Mengapa Kita Harus Mengonsumsi Pangan Lokal?

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Selain lebih sehat dari pangan impor, mengonsumsi pangan lokal berarti memertahankan kesejahteraan petani dan nelayan untuk mencapai kedaulatan pangan.

Era ekonomi global membuat segala sektor industri harus siap menghadapi liberalisasi dan perdagangan bebas, termasuk sektor pangan. Persaingan ketat akan terjadi terkait kualitas dan kuantitas bahan pangan sehingga negara tetangga dengan biaya produksi lebih murah akan lebih kompetitif. Tak sampai di situ, masyarakat juga cenderung memilih pangan impor karena dianggap lebih mewah.

 

lapak imporbuah

Suatu lapak menjual buah impor. Tak jarang, harganya lebih murah dibandingkan terhadap buah lokal karena tingginya ongkos logistik. Ilustrasi diunduh dari https://ardhiandavid.files.wordpress.com/2009/05/lapak-imporbuah.jpg.

 

Jika tak mampu bersaing, kondisi ini akan memperburuk kehidupan petani dan nelayan lokal karena produk mereka tidak diserap oleh pasar dan digantikan oleh membanjirnya pangan impor. Pilihan hanya ada dua, menjual dengan harga murah atau barang tak laku. Dua-duanya sama-sama merugikan, petani dan nelayan mengeluarkan biaya lebih besar dari pendapatan sehingga lama-lama mereka terpaksa menganggur. Hal ini sangat berbahaya terkait peningkatan angka kemiskinan di pedesaan dan harus disikapi dengan serius.

 

Petani tebu, Sumber: Republika

Bagaimana nasib petani kita kelak jika negara ini terus dibanjiri pangan impor? Ilustrasi diunduh dari Republika.

 

Pemerintah telah melakukan berbagai cara, termasuk di antaranya membeli langsung produk pangan dari petani dengan harga yang layak dan menerapkan kuota impor setiap tahunnya. Akan tetapi, hal ini masih kurang ampuh. Padahal, jika dipikir-pikir lagi, sebenarnya masalah ini bisa diselesaikan jika masyarakat memahami keunggulan pangan lokal dibandingkan terhadap pangan impor dan mau mengonsumsinya sehari-hari.

 

kampanye Go Pangan Lokal_Khairuddin Safri 06

Mencintai produk lokal sangat membantu kehidupan petani dan nelayan. Ilustrasi diunduh dari Toekangpoto.

 

Proses pengiriman, pengawasan, dan pengawetan

Pangan lokal jelas lebih aman karena Pemerintah dengan mudah dapat menelusuri asal usul, pengolahan, pengemasan, dan standar produk. Waktu pengiriman pun tidak terlalu lama, hanya dalam hitungan jam atau paling lama beberapa hari. Bandingkan dengan pangan impor, misalnya apel dari Amerika yang dua jenisnya pernah dilarang untuk masuk ke Indonesia pada 2015 karena kontaminasi bakteri saat pengepakan. Penyimpanan produk di terminal buah bisa mencapai enam bulan hingga dua tahun, pengawetan dilakukan dengan melapisi lilin, fungisida, dan antimikroba, pengontrolan atmosfer dan gas dilakukan dengan ketat, dan perjalanannya sendiri membutuhkan waktu tiga minggu melewati kapal laut.

 

Keamanan dan standar mutu pangan

Pangan lokal yang memenuhi standar tidak akan banyak terkontaminasi penggunaan bahan-bahan kimia. Kualitasnya juga bisa diawasi secara terus-menerus mulai dari proses produksi sampai distribusi di masyarakat.

 

Kadar gizi lebih optimal

Untuk mencegah pembusukan, pangan impor sudah dipanen sebelum matang sehingga kadar gizi yang dimilikinya tentu tidak seoptimal pada pangan lokal yang bisa dipanen saat matang. Hal ini terjadi karena proses pengangkutan dari luar negeri memakan waktu lebih lama dibandingkan dari luar daerah.

 

Ekonomi dan kedaulatan pangan

Dengan mengonsumsi pangan lokal, kita bisa mengurangi impor bahan pangan dan itu berarti kita tidak terus menggerus cadangan devisa. Neraca perdagangan dan pembayaran kita tentu akan menjadi lebih baik.

Dengan mengonsumsi pangan lokal, kita juga melindungi petani dan nelayan untuk memiliki kondisi perekonomian yang layak. Mereka akan tetap bersemangat untuk menghasilkan berbagai produk pangan yang dapat kita konsumsi setiap harinya.  Lama-kelamaan, kita bisa benar-benar mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan, kita makan hasil produksi negara kita sendiri dan tidak bergantung pada negara lain. Bahkan, kita punya peluang untuk melakukan ekspor pangan ke negara lain.

 

Kita memiliki berbagai jenis produk pangan yang bisa kita produksi di negeri sendiri dan kualitasnya tak kalah dengan pangan impor. Jika pangan lokal lebih unggul, mengapa kita harus mengonsumsi pangan impor? Kita bisa memilih untuk menjaga kesejahteraan petani dan nelayan sehingga kedaulatan pangan terjadi di negara kita. Pilihan saja tidak cukup, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan sehari-hari. Mulailah dari diri sendiri dan jadilah inspirasi bagi sesama kita untuk memertahankan pangan lokal!

 

Ketika diversifikasi pangan jadi kearifan lokal

Kegiatan mengonsumsi umbi-umbian sebagai salah satu jenis pangan lokal di Wakatobi. Gambar diunduh dari www.antaranews.com.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Christian Evan Chandra

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Analisis

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Analisis

Lihat semua